.
Prasasti kebonkopi I (Tapak Gajah)
Prasasti Kebonkopi I (dinamakan demikian untuk dibedakan dari Prasasti Kebonkopi II) atau Prasasti Tapak Gajah (karena terdapat pahatan tapak kaki gajah) merupakan salah satu peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti ini menampilkan ukiran tapak kaki gajah, yang mungkin merupakan tunggangan raja Purnawarman, yang disamakan dengan gajah Airawata, wahana Dewa Indra
Lokasi dan Deskripsi
Prasasti Kebonkopi I terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti ini ditemukan pada abad ke-19, ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Oleh karena itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi I. Hingga kini prasasti tersebut masih berada di tempatnya ditemukan (in situ). Prasasti ini berada pada koordinat 106°41'25,2" Bujur Timur dan 06°31'39,9" Lintang Selatan dengan ketinggian 320 m di atas permukaan laut. Area situs ini merupakan kawasan pertemuan tiga sungai, yaitu Sungai Ciaruteun di selatan, Sungai Cisadane di timur, Sungai Cianten di barat, serta muara Sungai Cianten yang bertemu dengan Sungai Cisadane di utara. Lokasi ini berjarak sekitar 19 kilometer ke arah Barat Laut dari pusat kota Bogor menuju ke arah Ciampea. Kondisi jalan menuju lokasi cukup memadai, tetapi dari jalan raya belum dilengkapi dengan penunjuk jalan. Prasasti dipahatkan di atas sebuah batu datar dari bahan andesit berwarna kecokelatan berukuran tinggi 69 cm, lebar 104cm dan 164 cm. Di permukaan batu dipahatkan sepasang telapak kaki gajah dan mengapit sebaris tulisan berhuruf Palawa dalam Bahasa Sanskerta.
Sejarah
Pada tahun 1863, Jonathan Rig, seorang tuan tanah pemilik perkebunan kopi di dekat Buitenzorg (kini Bogor), melaporkan penemuan prasasti di tanahnya. Penemuan prasasti ini dilaporkan kepada Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (kini Museum Nasional Indonesia) di Batavia (kini Jakarta). Karena itulah prasasti ini disebut prasasti Kebon Kopi. Di kawasan situs Ciaruteun ditemukan beberapa prasasti. Prasasti Kebonkopi I adalah salah satu dari tiga buah prasasti di kawasan ini yang penting nilainya bagi kesejarahan Kerajaan Tarumanagara (abad ke-5-7 M). Dua prasasti lainnya adalah Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Muara Cianten, keduanya ditemukan tidak jauh dari prasasti ini. Prasasti Kebon Kopi I dan Prasasti Ciaruteun telah ditata dan diberi cungkup (atap pendopo peneduh). Sebenarnya ada pula Prasasti Kebonkopi II yang pernah ditemukan di lokasi yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi ini, namun kini prasasti Kebonkopi II telah hilang.

Agenda Kegiatan